JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agricultural Organization/FAO) menilai Indonesia menjadi salah satu dari 35 negara yang mendapat penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pertengahan Juni 2013, terkait dengan keberhasilan mengurangi jumlah populasi penduduk kekurangan gizi.
Direktur Jenderal FAO Jose Graziano Da Silva mengatakan, penghargaan itu diberikan kepada Indonesia atas keberhasilan sebagian target Tujuan Pembangunan Milenium (MIllenium Development Goals atau MDG) lebih awal dari waktunya.
"Indonesia dianggap berhasil mengurangi jumlah populasi penduduk kekurangan gizi yang mencapai 20 persen pada 1999, dan pada tahun ini kurang dari 9 persen . Selain itu Indonesia juga dianggap berhasil mengkombinasikan program peningkatan produksi makanan dan pemberian proteksi sosial kepada yang mereka membutuhkan sekaligus," kata Da Silva dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Boediono di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (27/5/2013).
Kehadiran Da Silva di Jakarta antara lain dalam rangka menyampaikan undangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono agar perwakilan dari Indonesia bisa menerima penghargaan tersebut di kantor pusat FAO di Roma, Italia.
Hadir bersama Dirjen FAO, Direktur Pengelolaan Perikanan Tangkap, Pengembangan Budidaya Perikanan dan Penerapan Teknologi Penangkapan Ikan di Perairan Laut dan Air Tawar FAO Indroyono Susilo, perwakilan FAO di Indonesia Mustafa Imir, serta Kepala Kerjasama dan Advokasi FAO Rodrigo Castaneda.
Menurut Da Silva, prestasi Indonesia dan ke-34 negara tesebut dilakukan sebelum target MDG yang ditetapkan bersama yakni 2015. "Indonesia adalah kisah sukses dimana bukan saja jumlah pangan ditingkatkan, tapi juga akses terhadap pangan," katanya.
Dalam penghargaan itu, Indonesia juga diundang untuk berbagi kisah sukses kepada negara-negara lain dalam sesi pembicaraan yang akan digelar bersamaan di Roma nanti. Wapres Boediono menyambut baik kehadiran Da Silva. FAO. Menurutnya, telah lama berada di Indonesia dan ia menyambut baik kerjasama lebih lanjut dan lebih erat dengan FAO, terutama masalah ketahanan pangan.
Sementara itu, Wapres Boediono memandang bahwa Indonesia sangat potensial untuk memasok kebutuhan ketersediaan pangan dalam negeri dan bahkan membantu memasok kebutuhan dunia. Namun untuk melakukannya dibutuhkan dukungan tekhnologi, infrastruktur dan perumusan kebijakan yang tepat.
"Kerjasama dengan FAO akan sangat menguntungkan dimana kita bisa saling belajar memadukan dan memajukan itu semua," kata Wapres.
0 komentar:
Posting Komentar